BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas (persalinan kurang
bulan atau prematur) atau persalinan dengan bayi kecil masa kehamilan. Dahulu
neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500
gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak
memuaskan sehingga, lambat laun
diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu
sendiri. (Proverawati, A, dkk, 2010, 1)
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil
bayi yang dilahirkan,maka makin tinggi morbiditas dan mortalitas. Permasalahannya
pada bayi baru lahir disaat perinatal dan neonatal dapat menyebabkan kematian,
kesakitan, dan kecacatan. Hal ini dikarenakan masa perinatal dan neonatal
merupakan masa yang paling kritis bagi kelangsungan hidup seorang anak.
Oleh karena itu pencegahan BBLR sangat
penting yaitu dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
Penanganan dan pemberian asuhan yang baik dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian BBLR hendaknya dilakukan secara komprehensif meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh bio-psiko-sosial dan spiritual.
(http://ayurai.wordpress.com/2009/02/28/bblr)
diakses 16 juni 2012.
Angka morbiditas dan mortalitas perinatal
dapat digunakan sebagai ukuran untuk
menilai kualitas pengawasan antenatal. Dalam kaitan ini maka pengawasan
antenatal yang bersangkutan
dengan hal tersebut saat di mana janin masih berada dalam kandungan perlu
mendapat banyak perhatian. Perbaikan dalam angka kematian perinatal dapat
dicapai dengan pemberian pengawasan antenatal untuk semua wanita hamil dan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan janin dan neonatal.
(Wiknjosastro H, 2005,hal. 785 )
Secara umum bayi BBLR ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping
itu juga dapat disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia
kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dibandingkan
dengan masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. (Proverawati,
Atikah, dkk, 2010 hal. 2)
Prevalensi bayi berat lahir rendah ( BBLR )
menurut World Health Organization
(WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan
3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial
ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kajadian BBLR didapatkan di
Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ibu mempunyai penyakit yang langsung berhubungan dengan kehamilan, dan
usia ibu. (http://.wordpress.com/2008/07/16prevalensi-bblr-WHO) di akses tanggal 16 juni 2012.
Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di
Indonesia tahun 2010 yaitu 31 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu, 5,2 kali
lebih tinggi dibandingkan Malaysia juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan
Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Angka
kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah
yang lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi 7 daerah multicenter
diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan
analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5%. (http://www.kabarbisnis.com/read/2816865-BBLR-ASEAN),
2010 diakses tanggal 16 juni 2012.
Menurut data dari dines kesehatan provinsi
Sulawesi selatan pada tahun 2011, jumlah bayi normal sebanyak 141.744 (98,10%),
BBLR 2.743 (1,90%), kelahiran hidup 144.487 (99,36%), meninggal 925 (0,64%)
dari 145.412 kelahiran keseluruhan. (http://www.Profil-Dines-Kesehatan-Provinsi-Sulawesi-Selatan-2011.com)
diakses tanggal 16 juni 2012.
Data
Rumah sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar bagian Medical Record pada tahun
2010 tercatat jumlah kelahiran bayi sebanyak 1452 orang. Jumlah kelahiran bayi
dengan berat ≥ 2500 gram yaitu 1208 (83,9%) , ≤ 2500 gram yaitu 242 (16,67%). Dari
jumlah tersebut terdapat 6 orang bayi meninggal. Penyebab kematian karena
asfiksia 4 orang dan tetanus neonatorium 2 orang, sedangkan
periode januari-desember 2011 kasus bayi yang lahir dengan berat badan lahir
rendah mengalami penurunan yaitu jumlah
bayi yang lahir sebanyak 1.504 jiwa, dari jumlah ini didapatkan kelahiran bayi dengan berat ≥ 2500
gram yaitu 1.322 (87,9%), bayi yang mengalami BBLR 182
(12,10%) dan 65 orang yang meninggal
akibat BBLR. (Medical Record RSUD Labuang Baji Makassar)
Salah satu pendekatan yang dianggap penting dalam
penanganan BBLR adalah dengan melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan. Oleh karena
itu maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan mengangkat judul
“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “N” Bayi Berat Lahir Rendah Dengan
Dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar Tanggal 16 s/d 18 April 2012 “
B.
Ruang
Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah
ini dengan penerapan “ Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “ N” : Bayi Berat
Lahir Rendah Dengan Dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar Tanggal 16 s/d 18
April 2012 “
C.
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
Dapat melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan
pada bayi “N“ bayi berat lahir rendah dengan dismatur di RSUD Labuang Baji
Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012 dengan menggunakan pendekatan manajemen
asuhan sesuai kewenangan bidan.
2. Tujuan
Khusus
a. Dapat
melaksanakan pengkajian dan analisa data pada bayi “N” bayi berat lahir rendah
dengan Dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012.
b. Dapat
merumuskan diagnosa / masalah aktual pada bayi “N” bayi berat lahir rendah
dengan dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012.
c. Dapat
merumuskan dioagnosa / masalah potensial pada bayi “N” bayi berat lahir rendah
dengan dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012.
d. Dapat
melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada bayi “N” bayi berat lahir
rendah dengan dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April
2012.
e. Dapat
merencanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi “N” bayi berat lahir
rendah dengan dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April
2012.
f. Dapat
melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “N” bayi berat lahir rendah
dengan dismatur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012.
g. Dapat
mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi “N” bayi berat lahir rendah dengan dismatur
di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 April 2012.
h. Dapat
mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan pada bayi “N” bayi berat lahir rendah dengan dismatur di RSUD
Labuang Baji Makassar tanggal 16 s/d 18 april 2012.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari penelitian pada kasus tersebut di
atas adalah:
a. Manfaat
bagi penulis
Hal ini merupakan
pengalaman yang dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan dalam penerapan
asuhan kebidanan, khususnya asuhan kebidanan prenatal dengan BBLR.
b. Manfaat
praktis
Sebagai salah satu
sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik di Depkes
maupun pihak RSUD Labuang Baji Makassar dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi program upaya pencegahan bayi berat lahir rendah (BBLR).
c. Manfaat
ilmiah
Menambah wawasan
keilmuan dan dapat dijadikan sumber informasi bagi penulis selanjutnya.
d. Manfaat
bagi institusi
Sebagai bahan bacaan
ilmiah, bahan acuan/pedoman dan sebagai kerangka perbandingan untuk
perkembangan kwalitas ilmu kebidanan dan menjadi bahan untuk penulisan Karya
Tulis Ilmiah selanjutnya.
E.
Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini secara sistematis meliputi:
1. Studi
kepustakaan
Penulis
membaca dan mempelajari buku-buku berbagai literatur yang berkaitan dengan
masalah diangkat sebagai dasar teori yang dapat digunakan dalam pembahasan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Studi
kasus
Melaksanakan
tulis kasus pada bayi “N” dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
melalui asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, merumuskan diagnose / masalah
aktual maupun masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi
dan dokumentasi.
Dalam memperoleh data yang
akurat penulis menggunakan tehnik:
a. Anamnesa
Penulis
melakukan tanya jawab dengan orangtua dan keluarga guna memperoleh data yang
diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi tersebut.
b. Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis untuk menjamin diperolehnya data yang lengkap dengan cara inspeksi
terhadap karakteristik luar meliputi kulit, telinga, genitalia, postur dan
tonus otot, ukur tinggi dan berat badan, apgar score, anus, dan pemeriksaan
diagnostic lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi.
3. Studi
dokumentasi
Studi
dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan bayi / klien yang
bersumber dari catatan dokter, bidan, dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya
yang dapat memberi konstribusi dalam menyelesaikan tulisan ini.
4. Diskusi
Penulis
menggunakan tanya jawab dengan dokter atau bidan yang menangani langsung bayi
tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ini.
F.
Sistematika
Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya
tulis ini maka penulis menyusun dengan sistematis sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Ruang
Lingkup Penulisan
C. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
2. Tujuan
Khusus
D. Manfaat
Penulisan
E.
Metode Penulisan
F.
Sistematika Penulisan
BAB
II :
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Gambaran Umum Tentang Bayi
Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
2. Karakteristik
Bayi Baru Lahir
3.
Penanganan Bayi Baru Lahir
4.
Pencegahan Kehilangan Panas
B.
Gambaran Umum Tentang Bayi
Berat Lahir Rendah
1. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah
2. Klasifikasi
Bayi Berat Lahir Rendah
3. Cara
Menilai Bayi Baru Lahir
4. Etiologi
Bayi Berat Lahir Rendah
5. Gambaran
Klinis Bayi Berat Lahir Rendah
6. Komplikasi
Bayi Berat Lahir Rendah
7. Diagnosis
Bayi Berat Lahir Rendah
8. Prognosis
Bayi Berat Lahir Rendah
9. Penatalaksanaan
Bayi Berat Lahir Rendah
C. Proses
manajemen asuhan kebidanan
1. Pengertian
manajemen asuhan kebidanan
2. Proses
manajemen asuhan kebidanan
3. Pendokumentasian
manajemen asuhan kebidanan
BAB III : STUDI KASUS
A.
Pengkajian
dan Analisa Data Dasar
B.
Merumuskan
Diagnosa/Masalah Aktual
C.
Merumuskan
Diagnosa/Masalah Potensial
D.
Tindakan
Segera/Kolaborasi Asuhan Kebidanan
E.
Rencana Tindakan Asuhan
Kebidanan
F.
Pelaksanaan Tindakan Asuhan
Kebidanan
G.
Evaluasi Hasil Asuhan
Kebidanan
H.
Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan
BAB
IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan
antara teori dan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan yang dibahas secara
sistematis mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
bisa nggak file ktinya di kirim. bls
BalasHapus