SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita
Kode Bidang Studi : Bd. 306
Beban Studi : 2 SKS
Pokok Bahasan : Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Sub Materi Pokok : 1. Pengertian IMD
2.
Keunggulan IMD dan Penghambat Pelaksanaan IMD
3.
Tahapan perilaku bayi dalam proses IMD
4.
Langkah-langkah pelaksanaan IMD
Institusi :
Sasaran : Mahasiswa Tingkat I, Semester 2
Tanggal :
16 Mei 2010
Waktu :
100 menit
Dosen Pamong :
I. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa
mampu memahami konsep dasar Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam memberikan
asuhan pelayanan pada neonatus.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti
perkuliahan, mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian IMD.
2. Menjelaskan keunggulan IMD dan penghambat pelaksanaan IMD.
3. Mengurutkan langkah-langkah pelaksanaan IMD dan tahapan perilaku
bayi dalam proses IMD
4. Melaksanakan langkah-langkah IMD pada asuhan bayi baru lahir
III. Media dan alat
1. LCD
2. Laptop
3. Whiteboard
4. Spidol
5. Microphone
6. Sound System
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Kegiatan Pembelajaran
No
|
Kegiatan Dosen
|
Kegiatan Mahasiswa
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan :
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Memeriksa daftar hadir
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi terhadap topik
yang akan disampaikan
f.
Menjelaskan pokok bahasan
g. Menjelaskan TIU dan TIK
|
Menjawab Salam
Mendengarkan
Menjawab
Menjawab
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Menanggapi
Menanggapi dan Menjawab
Menjawab Salam
|
3 menit
|
2
|
Penyajian materi. Menjelaskan tentang :
a. Pengertian IMD
b. Keunggulan IMD
c. Penghambat pelaksanaan
IMD
d. Langkah-langkah
pelaksanaan IMD
e. Tahapan perilaku bayi
dalam proses IMD
|
7 menit
|
|
3
|
Penutup
a. Menyimpulkan materi
kuliah bersama-sama dengan mahasiswa
b. Melakukan evaluasi
secara lisan dengan memberikan 2 pertanyaan kepada mahasiswa
c. Menutup pertemuan dengan
salam
|
5 menit
|
VI. Referensi
1. Dr.Hj.Utami Roesli,SPA,MBA,IBCLC. Inisiasi Menyusui Dini. Cetakan Kedua. 2008. Pustaka Bunda.
Jakarta.
2. PD. IBI. DKI Jakarta. Dasar
Hukum Pelayanan IMD dan Pemberian Asi Eksklusif. Jakarta
3. Helen Varney. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta
4. Wafi Nur Muslihatun, S.Si.T. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Fitramaya.Yogyakarta
5. Yuni Kusmiyati. Penuntun Pratikum Asuhan Persalinan.
Fitramaya.Yogyakarta
6.
Inisiasi Menyusui Dini.
http:// dinkes.kulonprogokab.go.id/?p=150
7.
http://www.wepapers.com/Papers/34740/Inisiasi_Menyusu_Dini
VII. Evaluasi
1. Prosedur : Tanya Jawab,
dilakukan di akhir perkuliahan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk tes : Lisan
4. Jumlah Soal :
2 Soal
5. Butir Soal dan Jawaban :
Terlampir
Hand Out
INISIASI MENYUSUI DINI
A.
MENGENAL INISIASI MENYUSUI DINI
1.
Pengertian
Inisiasi Menyusui
Dini (Early Initiation) atau
permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir
dan dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya
± selama 1 jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan
the breast crawl atau merangkak
mencari payudara (Dr.Hj.Utami Roesli,SPA,MBA,IBCLC)
Dalam praktek pemberian ASI pertama pada bayi baru lahir
selama ini, seringkali petugas atau seorang ibu membantu bayi dengan memasukkan
putting susu ke dalam mulut bayi, padahal bayi baru lahir belum siap langsung menyusu,
kadang ketika dimasukkan putting susu ke dalam mulutnya, ia hanya melihat dan
menjilat putting susu tersebut, bahkan kadang menolak tindakan yang mengganggu
ini.
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan
alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya
adalah obat kimiawi yang diberikan kepada ibu, bisa sampai ke janin melalui ari-ari
dan ini kemungkinan menyebabkan bayi sulit menyusu pada ibu. Kelahiran dengan
obat-obatan atau tindakan seperti SC, vakum, bahkan perasaan sakit di daerah
kulit yang digunting saat episiotomy dapat pula mengganggu kemampuan alamiah
ini.
2.
Beberapa penelitian tentang IMD
a. Dr. Lennart Rigchard dan seorang bidan Margareta Alade, 1990.
Penelitian
dilakukan pada 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke- 72 pasangan ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lahir normal dan lahir dengan obat-obatan
(tindakan). Kelompok yang normal dibagi dua lagi, dengan hasil sebagai berikut
:
·
Bayi yang begitu lahir, tali
pusat di potong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan di
dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan selama satu
jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam
usia 50 menit, ia menyusu dengan baik.
·
Kelompok bayi yang lahir normal
tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk di timbang, di
ukur, dan dibersihkan, hasilnya 50 % bayi tidak dapat menyusu sendiri.
·
Bayi yang lahir dengan
obat-obatan atau tindakan, segera lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak
kulit bayi ke kulit ibu. Hasilnya, tidak semua bayi dapat menyusu sendiri. Yang
mencapai payudara ibupun umumnya menyusu dengan lemah.
·
Bayi yang lahir dengan
obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tak satupun yang dapat
menyusu sendiri.
·
Kemampuan bayi merangkak
mencari payudara bertahan dalam beberapa minggu
·
Pada bayi yang dibiarkan
menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu selama sekitar satu jam, kemudian di
pisahkan untuk di timbang dan diukur. Pada usia 10 jam, saat bayi diletakkan
kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.
b. Sose dkk CIBA Foundation, 1987
Hasil
penelitian menunjukkan hubungan antara saat kontak ibu-bayi pertama kali
terhadap lama menyusui. Bayi yang di beri kesempatan menyusui dini dengan
meletakkan bayi kontak kulit kekulit setidaknya selama satu jam, hasilnya dua
kali lebih lama di susui. Pada usia 6 bulan atau satu tahun, bayi yang diberi
kesempatan untuk menyusui dini, hasilnya 59% dari 38% yang masih disusui. Bayi
yang tidak diberi kesempatan menyusui dini tinggal 29% dan 8% yang masih
diususui di usia yang sama.
c. Fika dan Syafiq, Journal Kedokteran Trisakti, 2003
Penelitian
di Jakarta-Indonesia, menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui
dini hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif.
d. Dr. Karen Edmond, 2006
Peneliti-peneliti
dari Inggris di bawah pimpinan Dr. Karen Edmond melakukan penelitian di Ghana
terhadap hampir 11.000 bayi di publikasikan di Pediatrics ( 30 Maret 2006).
Judul penelitiannya “ menunda permulaan menyusui/ Inisiasi Menyusui Dini
Meningkatkan resiko Kematian Bayi”. Hasil penelitiannya :
·
Penelitian di Ghana melibatkan
10.974 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai dengan Juni 2004
·
Jika bayi diberikan kesempatan
menyusui satu jam pertama setelah lahir dengan dibiarkan kontak kulit ibu ke
kulit bayi maka 22 % nyawa bayi di bawah 28 hari dapat di selamatkan.
·
Jika mulai menyusui saat bayi
berusia di atas 2 jam dan di bawah 24 jam pertama, tinggal 16 % nyawa bayi
dibawah 28 hari yang bisa diselamatkan.
B.
DASAR HUKUM PELAYANAN INISIASI MENYUSUI DINI
Dasar hukum pelayanan
Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif adalah :
1. Kepmenkes No. 450 tentang 10 langkah keberhasilan menyusui
2. Kepmenkes No.237 tentang larangan dan aturan produk susu formula
3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 435 tentang pemberian ASI dan
IMD bagi ibu yang melahirkan di DKI
4. UU Kesehatan No.23 tahun 1996 tentang bidan
5.
Kepmenkes No.900 tentang
praktik bidan
C.
KEUNGGULAN INISIASI MENYUSUI DINI
Mengapa kontak kulit bayi
dengan kulit ibu segera setelah bayi lahir dalam satu jam pertama kehidupan
bayi penting?
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak
mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan ( hypotermi)
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi
menjadi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi
pemakaian energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit
ibunya dan, ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” dari kulit ibu. Bakteri “baik” ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi,
menyaingi bakteri “jahat” dari
lingkungan.
4. Bonding ( ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga, setelah itu bayi akan
tidur dalam waktu yang lama.
5. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif
dan akan lebih lama di susui.
6. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting
susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada putting ibu merangsang
pengeluaran hormone oksitosin yang
berguna untuk :
a. Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari
(plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu.
b. Merangsang produksi hormone lain yang membuat ibu menjadi lebih
rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaa bahagia
c. Menenangkan ibu dan bayi dan mendekatkan mereka berdua. Oleh karena
itu dinamakan juga hormone “kasih sayang”.
d. Merangsang pengaliran ASI dari payudara
7. Bayi mendapatkan ASI kolostrum
( ASI yang pertama kali keluar). Cairan emas ini disebut juga The Gift Of Life. Kolostrum merupakan ASI istimewa yang kaya
akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk
pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat
lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus
mematangkan dinding usus.
8. Inisiasi Menyusui Dini berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Developments Goals (MDGs).
Berikut tujuannya :
a.
Membantu mengurangi kemiskinan
Inisiasi
Menyusui Dini dapat meningkatkan
keberhasilan ASI eksklusif selama 6 bulan dan lama menyusui. Jika seluruh bayi
yang lahir di Indonesia dalam setahun telah disusui secara eksklusif dalam 6
bulan pertama, berarti mengurangi pengeluaran biaya untuk pembelian susu
formula, dengan perhitungan sebagai berikut :
·
Harga rata-rata satu
kaleng/kotak susu formula Rp.60.000,
·
Jumlah bayi yang lahir di
Indonesia 5,5 juta per tahun
·
Biaya pembelian susu formula
selama 6 bulan untuk bayi adalah 5,5 juta x 55 susu formula x Rp.60.000,- = Rp.
18,120 triliun.
·
Setiap bayi memerlukan sekitar
Rp.3,3 juta dalam 6 bulan. Biaya ini
lebih dari 100% pendapatan buruh yang rata-rata hanya Rp.500.000,- per
bulan.
b.
Membantu mengurangi kelaparan
Bagi
anak usia 2 tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi kebutuhan kalori
31%, protein 38%, vitamin A 45%, vitamin C 95%. ASI masih memenuhi kebutuhan
kalori 70% untuk bayi 6-8 bulan, 55% untuk bayi 9-11 bulan, dan 40% untuk bayi
12-23 bulan. Keadaan ini akan secara
bermakna memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI
membantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti
yang umumnya terjadi pada usia bayi dan balita.
Bayi
yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusui dini, persentase menyusunya bayi
usia 6 bulan adalah 59% dan bayi usia 12 bulan adalah 38%. Pada bayi yang tidak
di beri kesempatan inisiasi menyusui dini, persentase masih menyusunya hanya
19% untuk bayi usia 6 bulan dan 8% untuk bayi usia 12 bulan. Bayi yang diberi
kesempatan menyusu dini 8 x lebih berhasil dalam menyusu eksklusif, berarti
bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusui dini akan lebih memungkinkan
disusui sampai usia 2 tahun bahkan lebih.
c.
Membantu mengurangi Angka Kematian Anak Balita
Sekitar
40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi
menyusui dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28hari. Berarti inisiasi
menyusui dini mengurangi angka kematian balita 8,8%
Inisiasi
menyusui dini meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama sampai 2
tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh
D.
PENGHAMBAT PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI
Berikut beberapa pendapat
yang menghambat terjadinya kontak kulit dini kulit ibu dengan kulit bayi
1.
Bayi kedinginan – tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan
ibu. Suhu ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit setelah bayi diletakkan di
dada ibu. Berdasarkan penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu
dada ibu yang melahirkan 1⁰C kebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu kepanasan, maka suhu dada ibu
akan turun 1⁰C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2⁰C untuk
menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang
baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
2.
Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya
– tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ibu ke kulit bayi segera
setelah lahir serta saat bayi menyusu, membantu menenangkan ibu.
3.
Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak benar
Jika bayi ada di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan
pekerjaannya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah dan
keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
4.
Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau
kamar perawatan. Beri kesempatan [ada bayi untu meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusui dini.
5.
Ibu harus di jahit – tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang
dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
6.
Suntikan vitamin k dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
(gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir – tidak benar
Menurut American College of
Obstetrics and Gynecology and Academy Breastfeeding Medicine (2007),
tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam setelah
inisiasi menyusui dini
7.
Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan di ukur –
tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit
bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan
pengukuran dapat di tunda sampai proses Inisiasi menyusui dini selesai
8.
Bayi kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga ( alert). Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama.
Jika bayi mengantuk karena obat yang di konsumsi ibu, kontak kulit akan lebih
penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
9.
Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga
diperlukan cairan lain (cairan prelaktal) – tidak benar
Kolostru tidak baik, bahkan
berbahaya untuk bayi – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Kolostrum
sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama
dan mengurangi ikterik pada bayi, kolostrum melindungi dan mematangkan usus
yang masih muda.
E.
TAHAPAN PERILAKU BAYI DALAM PROSES INISIASI MENYUSUI DINI
Semua bayi dalam proses
inisiasi menyusui dini akan melalui lima tahapan perilaku (free-feeding
behavior) sebelum ia berhasil menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut
:
1.
30 menit pertama
Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam
keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali mata
terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan
dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding ( hubungan kasih sayang)
merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan
kepercayaan ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan
diri ayahpun menjadi bagian keberhasilan menyusui dan mendidik anak
bersama-sama ibu.
2.
30 – 40 menit
Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau
minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban
yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu.
Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu
ibu.
3.
Mengeluarkan air liur
Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan
air liurnya.
4.
Bayi mulai bergerak ke arah payudara
Aerola merupakan sasaran bagi bayi. Dengan kaki menekan perut ibu,
ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh
ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan
sekitarnya dengan tangannya yang mungil.
5.
Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar dan
melekat dengan baik
F.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI
1.
Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini pada persalinan pervaginam
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat
persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi,
gerakan atau hypnobirthing.
c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya
melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
d. Setelah lahir, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan dengan
segera kedua kedua telapak tangan. Lemak putih (vernix) sebaiknya dibiarkan
e. Bayi ditengkurapkan di dada dan perut ibu. Biarkan kulit bayi
melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan
minimum 1 jam atau setelah menyusu awal selesai. Bayi di atas dada dan perut
ibu diselimuti dan diberi topi.
f.
Bayi didibiarkan mencari
putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut tetapi tidak
memaksakan bayi ke putting ibu
g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu
jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu.
Biarkan bayi bersentuhan kulit dengan kulit ibu, walaupun ia telah berhasil
menyusu kurang dari satu jam. Jika bayi beum berhasil menemukan putting
payudara ibu dalam waktu satu jam, biarkan bayi tetap di perut dan dadan ibu
sampai berhasil menyusu pertama.
h. Dianjurkan untuk member kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit
ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar walaupun
kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
i.
Bayi di timbang, di ukur, dan
di cap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif
misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
j.
Rawat gabung ibu dan bayi dalam
satu kamar.
2.
Tatalaksana inisiasi Menyusui Dini pada operasi Caesar
a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang supportif
b. Di usahakan suhu ruangan 20-25⁰C. Disediakan selimut untuk menutup
punggung bayi dan badan ibu, juga topi untuk mengurangi hilangnya panas dari
kepala bayi.
c. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana persalinan
pervaginam. Jika keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan segera setelah lahir,
maka bayi diberikan kepada ibu saat kesempatan tercepat.
d. Jika dilakukan anastesi local, maka sambil tim operasi melakukan
penjahitan abdomen, bayi dengan dibantu petugas kesehatan dapat di letakkan di
dada ibu dengan posisi menyamping. Jika dilakukan anastesi umum, kontak ibu dan
bayi dapat terjadi diruang pulih saat ibu sudah sadar dan dapat merespon
walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu
sadar sepenuhnya, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit
dengan kulit bayi sehingga bayi tetap dalam keadaan hangat, atau bayi di
masukkan kedalam inkubator (penghangat) sampai ibu sadar.
Lampiran Soal dan Jawaban
Soal :
1. Jelaskan pengertian IMD dan keunggulan IMD?
2. Sebutkan tahapan perilaku bayi dalam proses IMD dan langkah-langkah
pelaksanaan IMD?
Jawaban
:
1. Pengertian :
Inisiasi Menyusui Dini (Early Initiation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai
menyusui sendiri segera setelah lahir dan dibiarkan kontak kulit dengan kulit
ibunya ± selama 1 jam.
Keunggulan :
1. Mencegah hypotermi
2. Menghangatkan bayi
3. Bonding ( ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi.
4. Kunci kesuksesan ASI eksklusif dan menyusui 2 tahun.
5. Merangsang pengeluaran hormone oksitosin
6. Bayi mendapatkan ASI kolostrum
7. Berperan dalam pencapaian tujuan Millenium
Developments Goals (MDGs).
2. Tahapan Perilaku bayi dalam IMD
·
30 menit pertama masa istirahat dan siaga
·
30-40 menit bersuara, menggerakkan mulut, bergerak,
menjilat tangan
·
Mengeluarkan air liur, mulai
bergerak ke payudara ibu
·
Menemukan payudara, menjilat,
mengulum dan melekat dengan baik
Langkah
– langkah pelaksanaan IMD
·
Pervaginam :
1.
Bayi lahir, segera keringkan
kecuali telapak tangan
2.
Tengkurapkan di perut dan dada
ibu,beri selimut dan topi
3.
Biarkan bayi merangkak mencari payudara ibu. Ibu
menyentuh lembut bayi.
·
SC :
1.
Usahakan suhu ruangan 20-25⁰C
2.
Jika keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan, maka bayi diberikan kepada
ibu saat kesempatan tercepat
3.
Pada SC dengan Anastesi local,
bayi dapat di letakkan di dada ibu
dengan posisi menyamping
4.
Pada SC dengan Anastesi umum, kontak ibu danbayi di diruang pulih saat
ibu sadar, sementara bayi di inkubator
Tidak ada komentar:
Posting Komentar